Mahasiswa dari berbagai latar belakang sering kali membawa perspektif unik dalam kolaborasi. Alfia Sabrina Oktavia, mahasiswa S1 Ilmu Aktuaria Universitas Gadjah Mada, berbagi pengalamannya dalam menciptakan sebuah proyek kreatif selama mengikuti Digital Program di UNESCO-UNITWIN Digital and Leadership Training 2024. Program yang diselenggarakan secara internasional ini memberikan pelatihan intensif dalam bidang pemrograman dan kepemimpinan.
Bekerjasama dengan dua rekan dari disiplin ilmu yang berbeda, Alfia dan timnya mengembangkan adaptasi digital dari board game Monopoly sebagai final project mereka. Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk menampilkan permainan sederhana, tetapi juga menunjukkan bagaimana prinsip matematika dasar, seperti bilangan prima, dapat diintegrasikan dalam pengalaman bermain. Melalui program yang dirancang dengan Python, pengguna dapat menginput berapa kali dadu akan dilempar, dan visualisasi pergerakan pion di papan permainan akan muncul secara otomatis, lengkap dengan bonus poin jika dadu menghasilkan bilangan prima.
“Inspirasi proyek ini datang dari diskusi dengan teman Korea yang memperkenalkan board game lokal bernama Blue Marble,” ungkap Alfia. “Kami memutuskan untuk mengadaptasi konsep ini dan mengintegrasikan elemen matematika untuk menambah tantangan dalam permainan.”
Proyek tersebut adalah hasil dari kolaborasi yang melibatkan penerapan langsung materi yang dipelajari selama pelatihan, seperti logika matematika dalam pemrograman Python. Alfia dan timnya berhasil mempresentasikan proyek ini dengan baik, menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas disiplin dapat menghasilkan inovasi yang menarik dan aplikatif.
Lebih dari sekadar kompetisi, proyek ini mencerminkan kontribusi nyata para peserta dalam mengembangkan solusi berbasis teknologi untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Hal ini selaras dengan komitmen UGM terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor 4 (Pendidikan Berkualitas) dan tujuan nomor 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), di mana pendidikan digital dan inovasi teknologi menjadi elemen kunci dalam memajukan masyarakat global.
Program pelatihan ini juga bertujuan untuk memberdayakan perempuan melalui pendidikan digital, sejalan dengan SDG nomor 5 (Kesetaraan Gender). Kolaborasi antara UNESCO-UNITWIN dan Sookmyung Women’s University menunjukkan pentingnya menciptakan lingkungan yang inklusif bagi perempuan dalam pengembangan keterampilan teknologi dan kepemimpinan.
Alfia berharap bahwa program-program seperti ini dapat lebih dipromosikan, agar semakin banyak mahasiswa yang merasakan manfaat kolaborasi internasional dan penerapan teknologi digital dalam proyek-proyek nyata. “Pengalaman ini sangat membuka wawasan saya, tidak hanya tentang pemrograman, tetapi juga tentang pentingnya bekerja dalam tim dengan berbagai latar belakang,” tutupnya.
Kata Kunci: Kesetaraan Gender, Pendidikan Berkualitas, Mahasiswa Berprestasi
Penulis: Endang Sulastri
Foto: Alfia Sabrina Oktavia