MIDSEA Summer School 2025 tak hanya menghadirkan kegiatan akademik di ruang kelas, tetapi juga membuka cakrawala peserta melalui ekskursi budaya yang berlangsung pada Kamis (26/6). Ekskursi ini mengajak 80 lebih peserta dari berbagai negara untuk menjelajahi kekayaan sejarah dan seni pertunjukan budaya Jawa, mulai dari Borobudur hingga Ramayana Ballet di Prambanan.
Peserta memulai ekskursi dengan kunjungan ke Candi Borobudur, monumen Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada abad ke-8 pada masa Dinasti Syailendra. Selama kunjungan, para peserta tidak hanya menikmati keindahan struktur bertingkat yang menjulang dengan latar perbukitan dan sawah, tetapi juga mendapatkan penjelasan mendalam dari pemandu wisata profesional. Peserta juga diajak menelusuri dan memahami kisah-kisah dalam relief yang menghiasi dinding-dinding candi, mulai dari ajaran moral Buddhis, kehidupan masyarakat pada masa itu, hingga kisah kelahiran kembali dari Sang Buddha. Beberapa peserta tampak antusias mengajukan pertanyaan seputar makna simbolik stupa utama dan konsep kosmologi Buddha yang tercermin dalam struktur Borobudur.
Perjalanan dilanjutkan ke Resto Jejamuran, salah satu destinasi kuliner populer yang menyajikan aneka olahan jamur khas Yogyakarta. Di tempat ini, peserta tak hanya menikmati hidangan lokal, tetapi juga saling bertukar cerita tentang pengalaman mereka sejauh ini dalam program.
Destinasi berikutnya adalah Candi Prambanan, kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang didedikasikan untuk Trimurti, yaitu tiga dewa utama dalam ajaran Hindu: Brahma Sang Pencipta, Wisnu Sang Pemelihara, dan Siwa Sang Pelebur. Selama kunjungan, para peserta mendapatkan penjelasan menyeluruh dari pemandu wisata mengenai struktur dan makna spiritual di balik setiap bangunan. Candi utama yang didedikasikan untuk Dewa Siwa berdiri menjulang di tengah, diapit oleh candi Brahma dan Wisnu di sisi-sisinya. Selain itu, peserta juga diajak memahami peran para “priest figures” atau tokoh pendamping dalam mitologi Hindu yang diwakili oleh candi-candi pengiring, termasuk arca Nandi (lembu kendaraan Siwa), Angsa (kendaraan Brahma), dan Garuda (kendaraan Wisnu). Tak ketinggalan, sesi foto bersama menjadi momen favorit, dengan latar belakang candi yang menjulang gagah berpadu dengan langit biru dan suasana sore yang cerah.
Menjelang senja, rombongan bergerak ke kawasan Ratu Boko untuk menikmati makan malam di Andrawina Restaurant. Dengan pemandangan sunset yang memukau, suasana makan malam terasa istimewa dan menjadi momen relaksasi sebelum kegiatan pamungkas.
Ekskursi ditutup dengan pertunjukan Ramayana Ballet, yang digelar di panggung terbuka dengan latar belakang langsung Candi Prambanan. Musik gamelan, tari, dan narasi epik Ramayana menciptakan suasana magis yang membius para penonton. Sendratari Ramayana yang dibawakan malam itu mengisahkan bagian epik dari cerita Ramayana, yaitu penculikan Dewi Sinta oleh Rahwana, perjuangan Rama bersama adiknya Laksmana dan pasukan kera yang dipimpin Hanoman untuk menyelamatkan Sinta, hingga pertempuran klimaks yang dramatis antara Rama dan Rahwana. Bagi banyak peserta, ini menjadi pengalaman pertama menyaksikan pertunjukan seni tradisional dengan kualitas produksi kelas dunia.
Kata Kunci: MIDSEA, Modelling, Infectious Diseases Modelling
Penulis: Priscilla Deviana T.
Foto: Lucetta Amarakamini