Yogyakarta, 28 Juni 2025 — Memasuki hari kelima pada Track Inference dalam pelaksanaan MIDSEA Summer School, para peserta disuguhi materi mendalam mengenai pemilihan model (model selection) yang disampaikan oleh Dr. Akira Endo, Asisten Profesor dari Saw Swee Hock School of Public Health. Sesi ini menjadi salah satu highlight hari itu, karena membahas langsung fondasi pemikiran di balik pemodelan statistik dan epidemiologi.
Dr. Endo membuka sesi dengan refleksi bahwa meskipun semua model bersifat hipotetik dan tidak pernah benar-benar merepresentasikan kenyataan, mereka tetap dapat dinilai berdasarkan kemampuannya mendekati data yang diamati atau mendekati mekanisme sebenarnya yang menghasilkan data tersebut. Dengan kata lain, pemilihan model dapat difokuskan pada dua tujuan: kemampuan prediksi (predictability) atau dukungan terhadap struktur model (model support).
Peserta diperkenalkan pada berbagai metrik untuk mengevaluasi model: AIC (Akaike Information Criterion) dan WAIC untuk menilai prediktivitas, serta BIC (Bayesian Information Criterion) untuk mengukur seberapa layak model menggambarkan mekanisme nyata. Perbedaan filosofis ini memunculkan pertanyaan mendasar: apakah peneliti lebih tertarik pada hasil dari sebuah “kotak hitam”, atau pada mekanisme internalnya?
Diskusi kemudian berkembang ke tantangan praktis dalam penggunaan AIC dan BIC, terutama dalam konteks pemodelan penyakit menular. Dr. Endo menjelaskan bahwa asumsi-asumsi penting seperti normalitas permukaan likelihood dan independensi sampel sering kali tidak terpenuhi. Ini dapat menyebabkan model-model tertentu menjadi singular dan membuat estimasi maksimum likelihood (MLE) menjadi tidak stabil. Di sinilah kriteria alternatif seperti WAIC, WBIC, sBIC, hingga pendekatan Laplace Approximation (LAME) menjadi relevan.
Sebagai tambahan, sesi penutup hari ini juga diisi oleh Dr. Swapnil Mishra, yang memberikan pengantar menarik mengenai Approximate Bayesian Computation (ABC). Materi ini membuka wawasan baru dalam pendekatan inferensi Bayesian ketika likelihood sulit dihitung secara eksplisit, melengkapi konsep yang telah dibahas sebelumnya. Dr. Mishra juga membagikan online resources dan praktik langsung melalui tautan interaktif, memperkaya pengalaman belajar peserta.
Dengan kombinasi dua pemateri yang ahli di bidangnya, hari kelima MIDSEA Summer School menjadi salah satu hari yang paling padat dan bermakna dalam penguatan kompetensi inferensial para peserta.
Kata Kunci: MIDSEA, Modelling, Infectious Diseases Modelling
Penulis: Najida Humaira
Foto: Lucetta Amarakamini