Apa hal yang sangat berguna di kehidupan setelah lulus?
“Selama kuliah, saya banyak belajar tentang pentingnya agility, yaitu kemampuan untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat. Di program studi Statistika UGM, satu semester bisa memuat 7 hingga 8 mata kuliah, dan setiap pertemuan sering kalimencakup satu hingga beberapa bab sekaligus, dengan ritme pembelajaran yang sangat cepat. Dalam situasi seperti itu, saya dituntut untuk memiliki kemampuan agility, yaitu kemampuan untuk memahami hal-hal baru dengan cepat, bahkan ketika materi tersebut benar-benar baru bagi saya.
Kemampuan ini ternyata sangat berguna, terutama saat menjalani internship dan memasuki dunia kerja. Di dunia profesional, kita sering dihadapkan pada berbagai proyek baru dan tantangan yang tidak terduga. Maka, kebiasaan belajar cepat yang saya bentuk selama kuliah membuat saya mampu beradaptasi lebih mudah, menjadi pribadi yang fast learner, dan siap menghadapi dinamika pekerjaan yang terus berubah.”
Apa saja bekal dari perkuliahan yang berguna di dunia kerja?
“Menurut saya, belajar di jurusan Statistika tidak hanya membekali kemampuan teknis, tetapi yang paling berharga adalah cara berpikir sistematis, berbasis data, dan keberanian untuk mempertanyakan asumsi. Di dunia profesional yang penuh ketidakpastian dan variabilitas, saya terbiasa menghadapi masalah dengan pendekatan berbasis bukti, data, dan logika.
Selama kuliah, saya sering dihadapkan pada data yang tidak rapi dan kasus tanpa jawaban jelas, sehingga kemampuan problem solving saya terus diasah. Tantangan ini sangat relevan dengan pekerjaan saya sekarang, di mana seorang lulusan statistik tidak hanya harus pandai menghitung, tetapi juga mampu menjelaskan data kompleks kepada orang non-statistik dan mengambil keputusan berdampak
berdasarkan insight tersebut.”
Apa pengalaman non-akedemik yang paling berkesan selama kuliah?
“Pengalaman paling berharga selama studi di UGM adalah saat menjalani internship di TikTok Shop, sebuah perusahaan startup global. Di sana, saya bekerja langsung dengan rekan-rekan dari berbagai negara seperti Cina, Singapura, dan Malaysia sehingga mendapatkan international exposure yang sangat memperluas wawasan saya. Saya belajar memahami cara berpikir, budaya kerja, serta ritme komunikasi lintas negara yang mungkin tidak saya dapatkan di perusahaan lain.
Karena TikTok adalah startup yang bergerak cepat dan dinamis, saya dituntut menjadi fast learner, belajar mandiri mengenai sistem internal, bisnis, dan berbagai tools dalam waktu singkat agar dapat menghasilkan output yang berdampak. Tantangan ini melatih ketahanan mental dan membentuk sifat resilience dalam diri saya, agar selalu adaptif menghadapi perubahan dan tuntutan yang tinggi.”
Apa pesan untuk membantu mahasiswa baru yang ingin memulai kuliah?
“Jika saya bisa kembali ke awal masa kuliah, pesan penting yang ingin saya sampaikan kepada diri sendiri dan mahasiswa baru adalah jangan hanya fokus mengejar nilai, tetapi kejarlah kemampuan untuk belajar cepat dan beradaptasi. Nilai memang penting sebagai bentuk tanggung jawab akademik, tapi kemampuan menjadi fast learner dan adaptif jauh lebih dibutuhkan di dunia kerja yang jauh lebih dinamis dibandingkan pembelajaran di kelas. Yang paling dicari bukan hanya siapa yang hafal rumus atau punya IPK tertinggi, melainkan siapa yang mampu berpikir kritis, cepat belajar hal baru, serta bekerja lintas konteks, baik lintas budaya maupun disiplin ilmu. Kegagalan dalam tugas atau organisasi bukan akhir segalanya, melainkan latihan awal untuk membentuk resilience.
Pengalaman magang di TikTok mengajarkan saya bahwa kecepatan belajar, ketahanan menghadapi tekanan, dan keberanian mencoba ide baru jauh lebih penting daripada takut salah. Selain itu, membangun jaringan sejak dini juga sangat penting karena banyak peluang akademik dan profesional yang datang bukan hanya dari IPK, tapi dari hubungan yang kita bangun dengan dosen, teman, dan alumni. Mereka bisa menjadi mentor, kolaborator, atau pembuka jalan karier di masa depan.”
Apa kutipan yang selalu diingat dan memberi semangat selama kuliah?
“The Older You Get, The Less You Cry.” – LANY
“Kutipan ini mengajarkan saya pentingnya kedewasaan dalam menghadapi kegagalan dan tekanan. Awalnya saya sering frustrasi dan sedih menghadapi tekanan akademik, namun saya belajar bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai harapan. Menangis itu wajar, tapi yang terpenting adalah menerima kenyataan, mengambil pelajaran, dan terus berusaha mencari solusi. Kutipan ini selalu mengingatkan saya untuk tetap tenang dan kuat menghadapi tantangan, baik selama kuliah maupun memasuki dunia profesional.”