Departemen Matematika FMIPA UGM secara resmi membuka MIDSEA Summer School 2025, sebuah forum ilmiah tingkat regional yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan memperluas jaringan dalam pemodelan penyakit menular. Acara ini akan diselenggarakan pada 23–29 Juni 2025 di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center, dengan fokus utama pada peningkatan riset dan kolaborasi dalam pemodelan matematika untuk menghadapi tantangan penyakit menular yang semakin kompleks dan dinamis.
Pada acara ini, para peserta akan diajar oleh para ahli terkemuka dari berbagai institusi ternama di Asia Tenggara dan luar kawasan, guna memastikan pengalaman belajar yang bervariasi dan berkualitas tinggi. Para pengajar ini berasal dari Universitas Mahasarakham dan MORU di Thailand, NTU dan NUS di Singapura, OUCRU di Vietnam, UGM di Indonesia, University of Cambridge di Inggris, serta University of the Philippines Los Baños.
Pembukaan acara berlangsung dengan penuh khidmat dan kehangatan, dimulai dengan sambutan oleh pembawa acara, dilanjutkan dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Suasana semakin hidup dengan pertunjukan tari Gambyong dari Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) UGM, yang memberikan nuansa budaya yang khas.
Dalam sambutannya, Ketua Departemen Matematika FMIPA UGM, Dr. Nanang Susyanto, S.Si., M.Sc., M.Act.Sc., menekankan pentingnya peran matematika dalam memahami dan menangani masalah kesehatan masyarakat, terutama di tengah pandemi global. Beliau juga menjelaskan berbagai program unggulan dari departemen, termasuk pendidikan yang berkualitas, riset terkini, serta kolaborasi ilmiah yang sudah dan sedang dijalankan.
Acara kemudian dibuka secara resmi oleh Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. Dalam pidatonya, Prof. Kuwat memberikan dukungan penuh terhadap MIDSEA sebagai inisiatif kolaborasi akademik lintas negara yang sangat penting di era globalisasi, khususnya dalam menghadapi tantangan kesehatan yang semakin kompleks. Beliau menggambarkan kerjasama ini sebagai “Golden Keeper,” yaitu sinergi emas yang menyatukan ide-ide, riset inovatif, pelatihan, serta aplikasi praktis yang bermanfaat bagi masyarakat. Prof. Kuwat berharap para peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya dan mendapatkan pengalaman yang produktif serta menyenangkan selama mengikuti Summer School di Yogyakarta.
Selanjutnya, Prof. Alex Cook dari National University of Singapore (NUS) yang juga merupakan perwakilan utama MIDSEA, menyampaikan visi dan misi dari inisiatif ini. Prof. Cook menjelaskan bahwa MIDSEA merupakan jaringan kolaborasi strategis untuk membangun kapasitas riset serta pertukaran pengetahuan dalam pemodelan penyakit menular berbasis data. Fokus utama MIDSEA adalah mengintegrasikan keahlian matematika dan epidemiologi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam bidang kesehatan masyarakat yang lebih tepat dan responsif di tingkat regional. Dengan pendekatan ilmiah yang kuat dan jejaring lintas negara yang solid, MIDSEA diharapkan dapat menjadi fondasi dalam pengembangan strategi adaptif untuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular di kawasan Asia Tenggara.
“MIDSEA aims to create a strong and coordinated network of researchers using mathematical models as a foundation for better public health decision-making in the region,” jelas Prof. Cook.
Setelah acara pembukaan yang penuh semangat, MIDSEA Summer School 2025 melanjutkan kegiatan dengan seminar interaktif, lokakarya praktis, dan diskusi panel yang melibatkan para ahli dan peserta dari berbagai disiplin ilmu. Program ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan teknis peserta, sambil membangun jaringan kerja sama jangka panjang yang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengendalian penyakit menular di Asia Tenggara.
Kata Kunci: MIDSEA, Summer School, Penyakit Menular
Penulis: Priscilla Deviana Tachija
Foto: Fathan Rasyid Rahmadhan