Mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria, Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengukir prestasi di ajang nasional. Tim Begawan Aktuaria yang terdiri atas Mohammad Firdaus, Fitriana Arlyn Rahayu, dan Cherlyn berhasil meraih Juara 1 pada Actuarial Business Case Competition (ABCC), bagian dari kegiatan Jelajah Aktuaria (JEJAK) yang diadakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
ABCC JEJAK ITS merupakan hasil kolaborasi Himpunan Mahasiswa Sains Aktuaria (HIMASAKTA) ITS dengan Indonesia Re. Kompetisi ini dirancang untuk menguji keterampilan mahasiswa dalam bidang aktuaria dan kasus bisnis, mengajak mereka menerapkan ilmu yang telah dipelajari untuk menyelesaikan permasalahan nyata yang dihadapi perusahaan. Kompetisi ini tidak hanya menjadi ajang lomba, tetapi juga wadah pembelajaran bagi mahasiswa untuk menghadapi tantangan industri yang autentik, sebagaimana yang dihadapi aktuaris dalam profesi sehari-hari. Melalui kegiatan ini, peserta berkesempatan mengasah keterampilan praktis dan mengembangkan pola pikir strategis untuk menyelesaikan masalah kompleks. Inisiatif ini turut mendukung pencapaian SDG 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur), mendorong mahasiswa berinovasi dalam menghadapi permasalahan industri nyata.
Pada ABCC JEJAK tahun ini, peserta diminta menganalisis ketidakstabilan bisnis perusahaan reasuransi pascapandemi COVID-19. Tim diminta memanfaatkan data historis untuk merancang strategi yang mampu membantu perusahaan dalam mengatasi masalah yang ada. Kompetisi berlangsung dalam tiga tahap: penyisihan, semifinal, dan final. Pada tahap penyisihan, peserta memaparkan masalah dan solusi garis besar. Tim yang lolos ke semifinal diminta menjabarkan solusi secara detail, sedangkan lima tim terbaik melanjutkan ke babak final yang berlangsung secara luring di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Pada babak final, setiap tim menyajikan solusi terbaik mereka, tidak hanya dari perspektif aktuaria, tetapi juga melibatkan kolaborasi dari berbagai disiplin untuk menghasilkan hasil optimal.
Tim Begawan Aktuaria dari UGM mengidentifikasi bahwa ketidakstabilan bisnis produk asuransi, selain dipicu COVID-19, juga disebabkan kurang optimalnya proses underwriting dan metode perhitungan premi. Mereka mengusulkan perubahan metode perhitungan premi dari surplus ke excess-of-loss untuk membantu perusahaan reasuransi mengendalikan kerugian yang ada. Dengan metode ini, perusahaan asuransi juga memperoleh manfaat berupa pengurangan premi sesuai risiko. Metode excess-of-loss, sebuah metode reasuransi non-proporsional, mampu memberikan perlindungan pada rentang nilai tertentu sesuai kesepakatan. Efektivitasnya dibuktikan melalui uji sensitivitas dan skenario pada kondisi pasar yang beragam, dan tetap menghasilkan profitabilitas yang stabil melalui berbagai iterasi perhitungan. Efektivitas metode ini diperkuat dengan syarat dan ketentuan produk, seperti masa tunggu untuk mengurangi potensi fraud dalam kontrak asuransi. Ini menekankan pentingnya peran aktuaris dan dukungan lintas disiplin dalam mencapai solusi optimal. Solusi ini mendukung SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan memastikan stabilitas ekonomi dalam industri reasuransi dan asuransi.
Dengan tema “Triwizard Tournament, Quest for Goblet of Fire,” mahasiswa diharapkan dapat menganalisis permasalahan industri asuransi modern secara kritis menggunakan pendekatan statistika dan pemrograman. Diharapkan melalui kompetisi ini, mahasiswa mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan ekonomi nasional dengan berbagai inovasi, serta bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Kompetisi JEJAK ABCC ITS 2024 ini pun menjadi ajang penting bagi Universitas Gadjah Mada untuk meraih prestasi baru. Kompetisi ini juga relevan dengan SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan untuk menghasilkan generasi yang inovatif dan berdaya saing tinggi.
Kata Kunci: Actuarial Business Case Competition, Asuransi, Reasuransi, SDG
Penulis: Cherlyn
Penyunting: Endang Sulastri
Foto: Cherlyn