Yogyakarta, 23 Maret 2024 – Dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sejarah persandian di Indonesia, mahasiswa matematika kelas Matematika Diskrit dari Prodi Matematika, Universitas Gadjah Mada mengadakan kunjungan edukatif ke Museum Sandi. Museum ini berlokasi di Jalan F.M. Noto No. 21, Kotabaru, yang merupakan kawasan bersejarah peninggalan zaman kolonial, dimana Kawasan Kotabaru mulai dibangun sejak tahun 1920 sebagai kawasan pemukiman orang Eropa.
Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh para mahasiswa yang berkumpul pukul 09:50 pagi dan dimulai tepat pada pukul 10:05 pagi dengan pengarahan dari pihak museum. Selama pengarahan, mahasiswa diperkenalkan dengan video sejarah persandian di Indonesia, yang menampilkan berbagai teknik persandian dari masa ke masa, termasuk sandi Caesar yang merupakan dasar dari kriptografi klasik.
Untuk memaksimalkan pengalaman belajar, mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok. Hal ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan penjelasan yang lebih detail dan interaktif dari pihak museum. Museum Sandi sendiri menyimpan koleksi yang luas mengenai sejarah persandian baik di dunia secara umum maupun di Indonesia secara khusus, termasuk peralatan sandi yang digunakan selama Agresi Militer Belanda I dan II.
Salah satu momen penting dalam kunjungan ini adalah pembelajaran mengenai sejarah pendirian institusi pengamanan berita rahasia Indonesia yang didirikan oleh Bapak Persandian Indonesia, dr. Roebiono Kertopati. Di lantai pertama, mahasiswa mendalami kriptografi klasik serta sejarah persandian di Indonesia, termasuk penemuan dan pembuatan mesin-mesin sandi oleh Indonesia.
Selanjutnya, di lantai kedua, pembelajaran berfokus pada warisan kepemimpinan dalam persandian di Indonesia dan peralatan sandi yang telah digunakan sepanjang sejarah. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru bagi mahasiswa tentang kriptografi dan persandian tetapi juga memperkuat apresiasi mereka terhadap sejarah dan teknologi persandian di Indonesia.
Kunjungan edukatif mahasiswa Matematika Diskrit ke Museum Sandi tidak hanya memberikan wawasan tentang sejarah persandian, tetapi juga secara implisit mendukung beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs) yang relevan. Kegiatan ini mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dengan memperkuat pendidikan formal mahasiswa melalui pengalaman belajar di luar kelas. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) terwakili melalui pembelajaran tentang inovasi dalam kriptografi dan persandian, serta teknologi yang digunakan.
Pembelajaran tentang sejarah pendirian institusi pengamanan berita rahasia Indonesia menyoroti pentingnya institusi yang kuat dalam menjaga keamanan dan stabilitas negara. Dengan memahami peran institusi ini, mahasiswa dapat lebih memahami pentingnya perdamaian dan keadilan dalam masyarakat yang sejalan dengan SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Institusi yang Kuat).
Melalui kunjungan ini, mahasiswa tidak hanya memperluas pengetahuan mereka tentang kriptografi dan persandian, tetapi juga mendukung pencapaian beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan yang penting bagi masa depan yang lebih baik. Melalui kunjungan ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih menggali dan memahami bidang kriptografi dan persandian, yang memiliki peran penting dalam keamanan informasi dan komunikasi di era digital saat ini.
Kata Kunci: Kriptografi, Sandi Negara, Kunjungan Edukatif
Penulis: Uha Isnaini
Editor: Endang Sulastri & M. Fahruli
Fotografer: Uha Isnaini