Surakarta, 11 Oktober 2025 — Departemen Matematika FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Politeknik Siber dan Sandi Negara (Poltek SSN) serta Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sebagai tuan rumah, sukses menyelenggarakan seminar bertajuk “Peran Matematika dalam Keamanan Siber dan Kriptografi.”
Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid, dengan sebagian peserta hadir langsung di Aula FMIPA UNS, Gedung C Lantai 5, dan sebagian lainnya mengikuti secara daring. Lebih dari 100 peserta mengikuti seminar ini, terdiri dari mahasiswa program studi Matematika, Pendidikan Matematika, dan Informatika, serta sejumlah peserta dari kalangan non-akademisi.
Acara dimulai pukul 09.00 dengan sesi registrasi dan pre-test untuk mengukur pemahaman awal peserta mengenai kriptografi dan keamanan siber. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Dr. Sri Rosdiana, ketua tim dari Poltek SSN, yang menekankan pentingnya pengembangan keterampilan di bidang kriptografi pada era digital. Sambutan berikutnya disampaikan oleh Dr. Indarsih, M.Si., mewakili tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Departemen Matematika UGM, yang menyoroti pentingnya kolaborasi lintas institusi dalam penguatan pendidikan kriptografi dan penerapannya di dunia teknologi informasi. Sambutan terakhir diberikan oleh Dr. Putranto Hadi Utomo dari UNS, yang berharap kegiatan ini dapat memperluas wawasan peserta serta meningkatkan minat terhadap matematika terapan, khususnya dalam kriptografi dan keamanan siber.
Tim UGM yang hadir terdiri dari Dr. Indarsih, Dr. Solikhatun, Dr. Ari Dwi Hartanto, Dr. Iwan Ernanto, Dr. Uha Isnaini, serta mahasiswa pascasarjana — Annisa Dini Handayani (S3), Wiwied Ishartuti (S2), dan Delasari K. Pantow (S2). Sementara itu, tim Poltek SSN berjumlah tujuh orang yang dipimpin oleh Dr. Sri Rosdiana. Kehadiran kedua tim ini memberikan kontribusi besar terhadap kelancaran kegiatan.
Materi pertama disampaikan oleh Dr. Santi Indarjani, yang membahas teori dasar keamanan siber dan berbagai jenis serangan terhadap data digital. Ia menekankan bahwa kriptografi memiliki peran vital dalam menjaga keamanan dan ketahanan siber melalui perlindungan data sensitif dari ancaman kompleks. Dengan teknik seperti enkripsi, hashing, dan otentikasi, kriptografi menjamin kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data. Dr. Santi juga menyoroti pentingnya regulasi kriptografi di Indonesia yang semakin diperkuat untuk memastikan standar keamanan data yang lebih baik, terutama setelah maraknya kasus kebocoran data pada 2025.
Sesi berikutnya dibawakan oleh Dr. Uha Isnaini, Ph.D., dengan materi berjudul “Keamanan Siber untuk Masa Depan: Mempersiapkan Generasi Digital yang Cerdas dan Aman.” Ia membahas berbagai tantangan dan solusi terkini di bidang keamanan siber, termasuk potensi ancaman dari komputasi kuantum terhadap sistem kriptografi konvensional seperti RSA. Sebagai solusi, ia memperkenalkan konsep kriptografi pasca-kuantum (Post-Quantum Cryptography/PQC) yang tahan terhadap serangan kuantum, dengan algoritma baru seperti CRYSTALS-KYBER dan CRYSTALS-DILITHIUM, yang kini menjadi standar global FIPS 203 dan FIPS 204.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi post-test dan diskusi interaktif antara peserta dan narasumber. Empat peserta yang aktif bertanya memperoleh doorprize, begitu pula peserta dengan nilai tertinggi pada pre-test dan post-test sebagai bentuk apresiasi.
Dengan antusiasme peserta yang tinggi, acara berakhir pukul 12.30, melampaui jadwal semula. Seminar ini berhasil menciptakan suasana akademik yang inspiratif dan bermanfaat dalam memperluas wawasan mahasiswa serta membuka peluang kolaborasi lanjutan di bidang kriptografi dan keamanan siber.

Kata kunci: kriptografi, keamanan siber
Penulis: Uha Isnaini
Fotografer: Delasari K. Pantow
