Yogyakarta, 16 Mei 2024 – Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang sangat terkenal dengan potensi sumber daya alamnya. Tidak hanya itu, wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini memberikan dampak positif terhadap pengembangan potensi daerah, salah satunya adalah desa wisata. Perkembangan desa wisata di berbagai daerah terus berkembang dan banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun luar daerah. Selain faktor ekonomi wilayah, pengembangan desa wisata juga menjadi bagian peningkatan ekonomi masyarakat, karena teknis pengelolaannya secara umum memberdayakan warga lokal. Salah satu kunci keberhasilannya adalah pendidikan yang berkualitas bagi warga setempat.
Desa Terong, yang berada di wilayah Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak di sektor paling utara Kecamatan Dlingo. Secara topografis, desa ini ditandai dengan keadaan jalannya yang cukup terjal. Akses jalan menuju desa ini cukup menantang karena kemiringannya mencapai 45°. Namun demikian, banyak masyarakat yang melewati jalan ini karena dinilai lebih cepat ke lokasi. Meskipun masih memiliki tantangan dalam hal aksesibilitas jalan yang terbatas, Desa Terong telah diidentifikasi sebagai salah satu desa wisata yang mulai dikembangkan di Bantul.
Salah satu kunci keberhasilan desa wisata adalah pendidikan yang berkualitas bagi warga setempat. Berdasarkan data kependudukan tahun 2024, sebagian besar penduduk Desa Terong masih berpendidikan setingkat Sekolah Dasar (SD). Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas pendidikan sebagian besar penduduk desa ini masih di bawah rata-rata penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini mendorong tim PKM Pengabdian kepada Masyarakat yang terdiri dari dosen dan mahasiswa matematika untuk berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan matematika di salah satu SD di Desa Terong.
Sejalan dengan upaya meningkatkan pendidikan yang berkualitas, matematika merupakan mata pelajaran dasar yang perlu diajarkan kepada anak. Akan tetapi, berdasarkan survei yang telah dilaksanakan oleh Tim PKM-PM, kami menemukan sejumlah peserta didik di SD Negeri 2 Terong masih menemukan kesulitan dalam mempelajari konsep aritmatika dasar. Kendala ini dapat dikategorikan sebagai diskalkulia. Istilah diskalkulia disebut juga mathematic disorder atau developmental arithmetic disorder. Diskalkulia diperkirakan mempengaruhi 3% sampai 14% anak usia sekolah. Dalam kasus ini, peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami operasi hitung dasar matematika, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian serta dalam memahami simbol matematika.
Media pembelajaran yang kreatif dan inovatif dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran peserta didik di sekolah. Selain itu, guru sebagai fasilitator pembelajaran seharusnya memiliki kompetensi yang memadai dalam penyampaian materi kepada peserta didik agar mereka tidak mudah merasa jenuh dan bosan. Berkembangnya teknologi di era modern saat ini memungkinkan adanya inovasi media pembelajaran yang menarik. Salah satu media yang dapat dibuat untuk mendukung pembelajaran tersebut adalah Animation Learning Video.
Untuk mendukung keberhasilan program yang telah dicanangkan, tim PKM-PM telah melakukan beberapa kali koordinasi dengan pihak SDN 2 Terong. Koordinasi terakhir dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Mei 2024 dengan melibatkan anggota tim dan beberapa guru. Tim kami juga menggali potensi lingkungan dengan memanfaatkan limbah sebagai media pembelajaran, mengajarkan nilai-nilai kelestarian alam, dan menginspirasi komunitas sekitar untuk turut berkontribusi. Dengan adopsi inovatif ini, kami berharap dapat mengurangi jumlah peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami aritmatika dasar dan memberikan kesempatan belajar yang setara bagi semua peserta didik. Hal ini mendukung SDGs poin ke-4 terkait pendidikan berkualitas. Dengan kolaborasi dan inovasi, diharapkan Desa Terong tidak hanya akan berkembang sebagai desa wisata, tetapi juga memiliki pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan.
Kata kunci: Pengabdian, Pendidikan Matematika, Limbah Kayu
Penulis: Uha Isnaini
Editor: Sania Rizka R.
Foto: Mahasiswa tim PKM