Ilustrasi Foto Pythagoras (Sumber: pixels.com)
Pythagoras, seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang hidup sekitar tahun 570–495 SM, dikenal sebagai sosok legendaris yang tidak hanya mengukir namanya dalam sejarah matematika, tetapi juga mengubah cara kita memahami dunia melalui angka dan bentuk. Teorema yang membawa namanya telah menjadi pilar dasar dalam geometri, memberikan landasan bagi banyak penemuan ilmiah dan teknik yang kita kenal hari ini.
Lahir di pulau Samos, Yunani, Pythagoras diyakini menghabiskan sebagian besar hidupnya di Mesir dan Babilonia, tempat di mana ia terpapar pada pengetahuan matematika dan astronomi yang sangat maju. Meskipun tidak ada catatan tertulis langsung dari Pythagoras, ajarannya dan filosofi hidupnya tersebar luas melalui pengikutnya yang membentuk sekolah Pythagorean. Sekolah ini tidak hanya mengajarkan matematika, tetapi juga filosofi, musik, dan disiplin moral yang kuat (Katz, 1998).
Pythagoras dan pengikutnya mengembangkan gagasan bahwa angka memiliki makna mendalam dan hubungan yang penting dengan alam semesta. Mereka percaya bahwa semua aspek kehidupan dapat dijelaskan melalui angka dan rasio yang harmonis. Dalam pencarian ini, Pythagoras berusaha memahami hubungan antara angka dan bentuk geometris, yang memunculkan teorema terkenal yang kini menjadi bagian dari kurikulum matematika di seluruh dunia (Dunham, 1990).
Teorema Pythagoras mengungkapkan bahwa dalam setiap segitiga siku-siku, hubungan antara panjang sisi-sisi segitiga dapat dianalisis dengan cara yang sangat menarik. Teorema ini bukan hanya sebuah konsep teoritis; ia telah menjadi alat praktis yang digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari arsitektur hingga teknik dan fisika (Heath, 1921).
Meskipun Pythagoras sering diidentikkan dengan teorema ini, konsep serupa sebenarnya telah ada sebelumnya dalam budaya Mesopotamia dan India. Namun, Pythagoras dan pengikutnya memberikan dokumentasi dan sistematisasi yang membuat teorema ini lebih mudah dipahami dan diterapkan, menjadikannya salah satu pilar utama dalam pendidikan matematika selama berabad-abad (Struik, 1987).
Warisan Pythagoras tidak hanya terletak pada teorema geometrinya, tetapi juga pada pengaruh filosofisnya yang mendalam. Pemikirannya tentang hubungan antara angka, musik, dan harmoni mempengaruhi banyak tokoh besar di masa depan, termasuk Plato dan Aristoteles. Ajaran Pythagorean menekankan pentingnya pengembangan diri dan moral melalui pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan (Dunham, 1990).
Pengaruh Pythagoras masih dapat dilihat hingga hari ini dalam pendidikan matematika. Teorema yang menjadi ikonnya diajarkan di sekolah-sekolah di seluruh dunia dan terus menjadi bagian penting dari kurikulum. Konsep-konsep yang diajarkan oleh Pythagoras dan pengikutnya telah membentuk dasar bagi banyak cabang matematika, seperti trigonometri dan aljabar, serta terus menginspirasi generasi baru matematikawan dan ilmuwan.
Pythagoras adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah matematika. Dengan warisan yang telah mengubah cara kita memahami geometri dan dunia di sekitar kita, ia menunjukkan bahwa di balik setiap angka dan bentuk, terdapat keindahan dan keteraturan yang mendasari realitas. Pythagoras mengajarkan kita bahwa matematika bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang menemukan harmoni dalam struktur dan pola yang mengelilingi kita.
Kata Kunci: Pythagoras, Teorema Pythagoras, Geometri, Sekolah Pythagorean, Filosofi, Sejarah Matematika
Referensi
Pythagoras. (n.d.). In Stanford Encyclopedia of Philosophy. Retrieved from https://plato.stanford.edu/entries/pythagoras/
Heath, T. L. (1921). A History of Greek Mathematics. Oxford University Press.
Katz, V. J. (1998). A History of Mathematics: An Introduction. Addison-Wesley.
Dunham, W. (1990). Journey through Genius: The Great Theorems of Mathematics. John Wiley & Sons.
Struik, D. J. (1987). A Concise History of Mathematics. Dover Publications.
Penulis: Silvina Rosita Yulianti